Lambung merupakan masalah yang sangat umum dan umumnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu gastritis (radang pada lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung) dan tukak lambung atau tukak lambung pada lapisan sel yang lebih dalam (lebih parah dari gastritis).
Biasanya ketika orang mengatakan mereka memiliki masalah lambung, mereka mengacu pada kondisi pertama (gastritis).
Secara alami, sel lambung kita menghasilkan asam klorida (dengan pH 1 hingga pH 2) yang berfungsi untuk mencerna makanan. Asam ini kuat dan jika disentuh tangan, kulit akan terkorosi. Sel lambung menghasilkan lapisan mukus (lapisan pertahanan) sebagai pelindung terhadap pengaruh asam klorida.
Produksi atau sekresi asam klorida terjadi ketika ada makanan untuk memulai proses pencernaan dan lambung terjadi ketika tidak ada keseimbangan antara jumlah sekresi asam klorida (terlalu banyak) dan kekuatan lapisan pertahanan (menjadi lemah). Jika lapisan pelindung ini menjadi lemah, ulkus terjadi karena asam klorida dapat mencapai sel dan menyebabkan peradangan.
Jika orang mengeluh sakit perut saat lapar, itu menandakan terlalu banyak asam klorida di perut dan sebaliknya jika sakit perut setelah makan, mungkin menandakan masalah maag karena lapisan mukosa yang melemah.
Gejala lambung
Tanda-tanda lambung mudah dikenali karena menyebabkan rasa tidak nyaman di perut. Di antara tanda-tandanya adalah:
* Sakit perut (di bagian atas perut atau perut)
* Gangguan pencernaan, masuk angin atau sakit
* Tidak enak badan
* Kembung, bersendawa berulang kali dan sering kentut setelah makan
* Mual dan muntah
* Kehilangan selera makan
* Penurunan berat badan (pada tingkat yang parah)
Jika sudah mencapai stadium yang parah, tukak lambung menyebabkan perdarahan dan dapat dilihat dalam 2 bentuk, yaitu:
* Kotoran menjadi hitam seperti aspal
* Muntah mengandung darah atau berwarna gelap seperti kopi
Siapa yang Berisiko?
Gastritis adalah masalah yang sangat umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Pada umumnya pria lebih banyak mengalami masalah lambung dengan perbandingan 1,5 hingga 2 kali lipat dibandingkan wanita. Biasanya disebabkan oleh gaya hidup dan faktor risiko seperti:
# Individu yang secara teratur mengonsumsi obat penghilang rasa sakit jangka panjang seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Ini termasuk aspirin (yang dikonsumsi pasien jantung untuk mengencerkan darah)
Lamanya konsumsi obat yang memungkinkan seseorang mengalami gastritis berbeda-beda pada setiap individu karena bagi orang yang sensitif, mengonsumsinya selama beberapa minggu dapat menyebabkan masalah ini.
# Merokok dan minum banyak alkohol. Asap rokok dan alkohol dapat memberikan efek negatif dan melukai lapisan pertahanan (lapisan mukosa)
# Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H pylori). Bakteri ini mampu melemahkan lapisan mukosa melalui 2 cara, yaitu:
i) Bakteri H pylori menghasilkan enzim urase yang memecah atau menguraikan urea menjadi amonia. Amonia adalah zat beracun yang dapat mempengaruhi selaput lendir. Kehadiran banyak amonia melemahkan lapisan pelindung yang menyebabkan asam klorida mencapai sel dan menyebabkan peradangan
ii) Bakteri H pylori memiliki bentuk spiral (melingkar). Sehingga dapat membuat lubang pada lapisan mukosa (seperti lubang cacing) yang pada akhirnya melemahkan lapisan pertahanan ini
# Individu yang mengalami banyak stres, baik pekerjaan, pribadi, sosial atau terkena infeksi bakteri yang parah juga lebih berisiko terserang masalah lambung. Bahkan, masalah lambung juga kerap terdeteksi pada pasien yang baru saja menjalani operasi besar karena operasi juga merupakan salah satu bentuk stres pada tubuh.
# Orang yang suka minum obat tradisional, terutama yang mengandung akar kayu. Ini termasuk obat tradisional Cina dan Melayu karena kebanyakan obat tradisional dicampur dengan steroid agar lebih efektif dan manjur.
Perlakuan
Ada 3 jenis obat maag, yaitu:
* Antacid – berfungsi memperbaiki dan memberi lapisan tambahan pada lapisan pertahanan (mukosa) diminum 3 kali sehari
* Antagonis H2 – bekerja untuk mengurangi sekresi asam. Antasida dan antagonis H2 diresepkan untuk gastritis
* Penghambat pompa proton (PPI) – bertujuan untuk mengurangi sekresi asam lebih efektif; biasanya diberikan pada penderita gastritis berat atau tukak lambung
Masalah umum adalah pasien tidak menyelesaikan obat yang diresepkan dan biasanya mereka berhenti minum obat setelah 3 atau 4 hari ketika rasa sakitnya hilang.
Mengapa menghabiskan obat? Obat yang diberikan justru membantu mengembalikan lapisan pertahanan di lambung dan butuh waktu 2 minggu untuk kembali normal. Menghentikan pengobatan setelah 3 atau 4 hari berarti Anda sengaja mengundang maag datang kembali.
Padahal, sebaiknya pasien menjalani pemeriksaan teropong lambung (endoskopi) untuk mengetahui sejauh mana masalahnya dan melihat apakah pasien mengalami infeksi H pylori untuk menentukan jenis obat yang sesuai.
Jaga Nutrisi, Ubah Gaya Hidup
Selain minum obat, pasien perlu menjaga pola makan dan mengubah gaya hidup untuk menghindari serangan lambung berulang. Diantara perubahan yang perlu dilakukan adalah :
* Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
* Berhenti minum obat penghilang rasa sakit
* Berlatih makan sehat dan makan teratur (sarapan, makan siang dan makan malam). Di bulan puasa, Anda harus bangun sebelum sahur dan sebaiknya menunda makan sahur
* Makan sedikit tapi sering
* Kurangi makanan pedas, cabai, asam
* Kurangi minuman yang mengandung kafein (kopi, teh dan minuman berkarbonasi)
* Minumlah susu karena sifat basa susu dapat mengurangi keasaman lambung
* Kurangi asupan makanan yang dianggap berangin. Jenis makanan ini bervariasi antar individu dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu